Jumat, 19 Agustus 2011

ANTOLOGI PUISI PASTIBANGGA 2011 BAGIAN 2




Pada bagian kedua pertama kami hadirkan 7 buah puisi yang bertema tentang kedukaan dan realita.

Jeritan Anak Jalanan
(Vellani Suci Cahyani)

Di kolong-kolong jembatan aku ...
Bersenandung mengharap belas kasihanmu
Pandanganku yang kian hampa
Sesuap nasipun tak kunjung tiba

Melihatmu aku tak peduli
Bukan wakil rakyat tikus berdasi

Aku memang mlarat
Bukan seperti tikus keparat
Yang doyan uang rakyat
Haus harta bak lintah darat

Masih terdengar jaritan dan tangisan
Dari anak kolong jembatan
Kau butakan matamu
Kau tulikan telingamu

Takut kehilangan harta itu sifatnya
Takut kehilangan kehormatan pun sifatmu
Kau lebih rela korbankan rakyat
Hanya demi seonggok martabat

Di kolong jembatan aku ....
Di jalanan ku kais keberuntunganku
Kau tak datang aku bangga
Tak mengenalmu aku pun lega


Kehidupan di Jalanan
(Asyananda Pasi M)

Pagi t’lah tiba .....
Ku mulai hari yang baru
Dengan modal seadanya

Jalan-jalan yang ku susuri
Telah banyak cerita yang ku alami
Dari ku kecil hingga saat ini

Ku mulai dengan lantunan lagu
Ku bernyanyi dengan lagu kesayanganku
Orang-orang memberi tepukan tangan

Siang t’lah datang
Ku berjalan melewati lampu lalu lintas
Aku bernyanyi melewati jalanan

Sampai ku tahu
Ternyata hidup di jalan kota adalah kehidupanku


Kelam
(Ananda Yoga Ardhianto)

Di sudut malam
Tiada sinar yang terang
Langkah kakiku tak bertapak
Terlahap oleh sunyi .... sunyi ....
Sunyi yang kini berubah kelam
Kelam merobek hatiku
Kelam hapuskan senyumku


Kepada Koruptor
(Dian Dwi Nisa)

Gantilah makanan nyonya
dengan nasi putih, sayur dan daging
jangan makan uang kami
Lihatlah air mata para bocah
Yang menderas di tiap lampu merah
jalan-jalan jakarta
Dengarlah jerit lapr mereka di pengungsian
Juga do’a kanak-kanak yang ingin sekolah

Telah nyonya saksikan
Orang-orang miskin memenuhi seluruh negeri
Tidakkah menggetarkan nyonya?

Tolonglah, nyonya
Gantilah makanan nyonya
Seperti manusia
Jangan makan uang kami


Kebodohan
(Febri Hermawan)

Kebodohan
Hanya karena istilah itu
Derajat manusia menjadi layu

Tetapi ...
Kebodohan Cuma melayu
Demi menawarkan songkrak baju
Aku termangu
Mengapa istilah itu semakin membatu

Padahal ...
Kebodohan masa batu
Dari golongan orang setu
Kebodohan disingkir rakyat
Biarpun sampai kiamat

Orang semakin sesat kena perangkap
Tak mungkin di obati oleh jeritan rakyat
Karena orang ingin selamat
Dari golongan orang melarat




Dhulu
(Sahanny Jatining Tyas)

Dhulu ...
Di masa itu ...
Sejauh kenangan ...

Tidak ada komentar: