Selasa, 20 Desember 2011

BERAWAL DARI SEBUAH KENEKATAN



Kira-kira pertengahan September 2011, kami (saya dan Azis) sudah mendapat info tentang kepastian Lomba Baris-Berbaris PPI Kab Bantul. Mungkin bagi anda sekalian yang tidak paham tonti menganggap kurang penting atau sama pentingnya dengan lomba makan kerupuk. Tapi bagi orang-orang yang telah lama terjun dalam dunia Tonti maupun Paskibra ini adalah acara puncak. Bagi kami (saya khususnya) LBB adalah acara pesta, ini adalah saat dimana anak-anak menunjukkan semangat dan kemampuannya (dalam baris-berbaris) kepada banyak orang dan kepada juri. Ini adalah saat dimana para pelatih melihat hasil didikannya dan membandingkan dengan pleton-pleton lain. Intinya ini acara penting brow!!

Waktu itu masih pertengahan September saya menemui kesiswaan. Maksud kedatangan saya adalah matur bahwa 23 Oktober 2011 akan ada lomba, trus intinya saya badhe nyuwun pangestu dan ijin untuk segera memulai latihan persiapan lomba FULL. Namun, ada masalah yang justru amat sangat sangat sangat wagu dan tak terduga. Yang intinya gini, sesuai ketidakbijaksanaan kepala sekolah kegiatan ekstrakurikuler dikelola oleh tim yang baru akan dibentuk. Dan nanti ketika sudah dibentuk, semua harus sesuai jadwal yang ditetapkan (yaitu 1xseminggu untuk tonti). Wagu tenan to? Lha nek le mbentuk kesuwen kapan le arep latian? Trus nek arep 1xseminggu piye le arep lomba?.

Akhirnya saya menunggu dan menunggu, semakin lama menunggu semakin kami kehilangan hari. Seingat saya kita sudah kehilangan 3x waktu latihan dari jumlah pertemuan yang saya jadwalkan.

Sabtu, 24 September 2011 (1 bulan sebelum lomba). Akhirnya ekskul tonti secara resmi dimulai, kami berdua bukannya senang tapi malah susah, ngedrop, tak bersemangat, lesu, judeg, mumet. Yang bikin mumet tu gini, SUDAH 2 TAHUN KITA TIDAK BISA IKUT LOMBA TONTI KARENA TIDAK ADA DANA DARI SEKOLAH. Ok, kuwi isek easy going. NAH SEKARANG GILIRAN KITA PUNYA DANA MANDIRI JUSTRU TERHAMBAT IJIN DARI SEKOLAH. Modar ra?

Mumet demi mumet kami lewati. Sesi pertama, kami latihan sebentar. Namun buat apa kita latihan kalau tidak ikut lomba? Sementara waktu semakin mepet. Sesi kedua, kita adakan rapat dengan anak-anak. Tetapi sebelum rapat dimulai mereka disumpah untuk tidak membicarakan apapun tentang rapat ini kecuali kepada anggota tonti yang berkepentingan.

Dalam rapat tersebut intinya kita ambil keputusan mau IKUT atau TIDAKnya Tonti Bangga dalam LBB PPI Bantul. Dengan konsekuensi, pertama, jika ikut maka kita latihan full setiap sore kecuali hari Minggu dan Rabu. Kedua, dalam batas waktu yang ditentukan setiap pleton minimal harus hadir 31 orang, jika tidak pleton tersebut tidak jadi ikut lomba.

Di sela rapat ada yang nylekop , “ Mosok 3 taun dadi tonti rung tau melu lomba?”

Dan akhirnya dengan segala kegalauan dan pertimbangan yang ada. Kita putuskan.

KITA NEKAT IKUT.

Tak usah ijin sekolah, kita latihan ilegal. Hari Senin sore mulai latihan tanpa atribut sekolah. Segala informasi akan disampaikan lewat SMS, manajemen sekolah tidak perlu tahu. Masalah biaya InsyaAllah cukup, asal tidak bikin seragam, tapi bikin atribut saja. Dan karena sifatnya ilegal, jadi sudah pasti kami tidak dibayar kecuali nanti ditengah perjalanan pihak sekolah mengijinkan latihan. POKOKE MELU.

Tidak ada komentar: