Hope and glory

Diantara banyaknya pendapat tentang tonti/baris-berbaris ada sesuatu hal yang tak terbatakan. Apakah itu?
***

Mari kita dengar sejenak. Paradigma negatif yang terbentuk di masyarakat saat ini banyak sekali misalnya: tonti dapat menyebabkan kesel, serangan jantung, penurunan daya pikir(bikin bodo), asma, sakit-sakitan, pink sun dan tonti merupakan suatu pembodohan bagi anak-anak. Sebenarnya semua itu cuma alasan gombal yang digunakan untuk menutupi kekurangan diri. Karena pada dasarnya manusia tidak mau kekurangannya dibuka lebar-lebar, kalau bisa disembunyikan di kantong celana.

Mungkin ada yang tidak bisa/mau ikut karena benar-benar sedang sakit, ada kelainan jantung, sedang sakit, sakit-sakitan atau cacingan tentu bisa dimaklumi, karena tonti itu harus benar-benar dari dalam diri.

Tapi anehnya ada siswa yang tidak mau ikut karena tidak mau dibentak-bentak sebab di rumah saja mami dan papi nggak pernah bentak. Di rumah selalu disayang dan dikeloni. Its Ok als. Nek ra gelem melu tenan yo rapopo. Tapi hal itu telah menunjukkan bahwa ada beberapa mungkin banyak anak Indonesia yang belum siap mental menghadapi tantangan hidup di muka bumi ini. Amat sangat timpang sekali jika dibandingkan dengan anak-anak Palestina yang ketika berangkat sekolah selalu was-was kalau-kalau ada peluru tentara Israel yang mengincar jantungnya.
***

Hal yang pasti dari tonti adalah baris-berbaris, kompak, disiplin(katanya), tegap, tegas, berani, sehat tapi tetap panas dan melelahkan. Semua itu merupakan hal-hal yang tersurat lewat kata-kata kita dan kata-kata orang.

Namun bila kita kaji lebih jauh akan ada hal yang tersirat didalam tonti diantaranya adalah Hope and Glory (harapan dan kejayaan). Intinya adalah bahwa tonti tidak melulu tentang baris-berbaris akan tetapi tentang menumbuhkan harapan-harapan baru yang mengarahkan mereka untuk menjadi pribadi-pribadi yang mandiri dan merdeka. Dengan inilah semoga mereka nanti memperoleh kejayaan yang relatif sesuai keinginan mereka.